
Apa sih yang sering Anda siapkan ketika ingin berbelanja ?
Rata-rata mungkin akan menjawab uang. Masalahnya, apa cuma itu saja yang perlu
Anda persiapkan ? Tentu tidak. Ada hal lain yang juga perlu diketahui sebelum
ingin bebelanja.
Apa itu ? Yaitu adalah mengetahui apa kebutuhan dan
keinginan kita. Ya, kebutuhan dan keinginan, dua buah kata yang mungkin sering
kita sulit bedakan ketika berbelanja. Sebelum kita membahas lebih jauh, apa sih
perbedaan dari kebutuhan dan keinginan ?

Dari segi bahasa, kebutuhan berasal dari kata dasar butuh
yang berarti sangat perlu atau sesuatu yang diperlukan. Sementara keinginan
berasal dari kata dasar ingin yang berarti ingin atau berhasrat. Dari segi fungsinya, kebutuhan adalah sesuatu yang
diperlukan sesuai dengan fungsi utama. Sedangkan keinginan adalah sesuatu yang
menjadi tambahan dari fungsi utama. Dari kedua perbedaan tersebut, kebutuhan
dan keinginan sudah jelas berbeda.
Sebenarnya, setiap orang memiliki standar kebutuhan dan
keinginan yang berbeda-beda, sebab hal ini sangat bergantung pada kondisi
lingkungan, tuntutan pekerjaan, dan faktor lainnya. Namun, bila kita tidak bisa memilahnya dengan baik dari segi
kepuasan dan kesejahteraan serta fungsinya. Maka hal ini bisa menyebabkan kita
terjebak dengan penggunaan uang berlebih yang menyebabkan “besar pasak daripada
tiang” atau boros. Efek terbesar yang bisa diakibatkan dari boros yaitu adalah masalah finansial.
Lebih lanjut, masalah finansial bisa membuat Anda makin jauh
dari kata sejahtera. Karena itu, penting untuk mengetahui barang-barang yang
menjadi kebutuhan dan keinginan ketika mau berbelanja di swalayan dan tempat
jual beli lain. Untuk bisa mewujudkan itu, ada beberapa saran bagi Anda agar
bisa membedakan mana barang yang menjadi kebutuhan dan keinginan.
1.Buat daftar pembelian
Hal ini biasanya sering dilakukan para kaum
ibu ketika berbelanja bulanan di swalayan. Daftar pembelian tak hanya berguna
untuk membantu memberikan gambaran mengenai seberapa besar pengeluaran yang
akan kita gunakan ketika akan berbelanja. Tetapi juga mengontrol kita agar
tidak berbelanja secara berlebihan sehingga pembelian yang kita lakukan lebih
mengacu pada kebutuhan, bukan keinginan.
2.Kurangi bepergian ke pusat perbelanjaan
Dalam hal ini, Anda dianjurkan untuk
mengurangi kunjungan ke tempat seperti mal, pertokoan, restoran, dan kafe.
Mengapa begitu ? Karena tempat-tempat tersebut bisa memancing untuk
mengeluarkan uang secara tanpa terencana dan berlebihan. Namun, jika tetap ingin
pergi ke tempat tersebut, hendaknya Anda sudah mengetahui apa yang akan
dilakukan dan dibeli di sana.
Bila kita mengurangi waktu ke mal, kafe,
dan lainnya, maka otomatis kita akan mengurangi waktu hangout. Jadi, dengan mengurangi kegiatan tersebut, maka
pengeluaran yang tidak perlu seharusnya sudah bisa dikurangi.
3.Jangan hanya melihat brand
Nah, ini dia yang sering menjadi penyebab borosnya
pengeluaran ketika kita berbelanja di mal, karena tempat itu adalah sarana
berkumpulnya merek-merek terkenal untuk menjual produknya. Dalam banyak kasus,
sering kali orang berbelanja di toko-toko yang menawarkan produk-produk dari
produsen terkenal hanya untuk bergaya dan meningkatkan derajat di mata orang
lain.
Contohnya, banyak orang yang rela
menghabiskan uang hanya untuk membeli smartphone kelas atas seperti Samsung Galaxy S5, seharga Rp 7,5 juta. Padahal smartphone tersebut lebih sering
digunakan hanya untuk mengakses situs sosial media seperti Twitter dan bermain
game di internet. Bila hanya digunakan untuk mengakses sosial media, lebih baik
Anda membeli smartphone Smartfren yang berharga lebih murah.
Bila Anda seorang pengejar brand, segeralah merubah kebiasaan dalam
berbelanja dan mulailah beranggapan bahwa brand bukanlah segalanya, namun
bergunakah brand itu kepada Anda.
Kalau sudah bisa membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan
menjadi keinginan, maka Anda sudah bisa menentukan skala prioritas sendiri.
Memang, terkadang kita juga ingin memenuhi keinginan kita yang ingin berbelanja
pakaian merek terkenal atau makan di restoran mewah. Namun, jangan sampai
mengorbankan kebutuhan lain kita yang lebih mendesak.
Jadi, menghilangkan sifat boros mudah kan ?