
Saham, sebuah kata yang
familiar didengar bagi Anda yang terjun di dunia investasi. Dengan semakin
banyaknya perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan
sekuritas, investasi saham juga semakin berkembang.
Sebenarnya, apa sih saham
itu? Apa sih yang membuat investasi ini begitu diminati? Sebagai
permulaan, ayo kita berkenalan dengan saham terlebih dahulu. Saham adalah
satuan nilai dalam instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan
sebuah perusahaan.
Bila kita memiliki saham
dari sebuah perusahaan, maka kita akan berperan sebagai pemegang saham atau
investor. Jadi, bila kita sudah menjadi pemegang saham, dapat dikatakan kita
sudah membeli sebagian dari perusahaan tersebut. Dengan kata lain, kita sudah
memiliki sebuah bisnis dengan uang kita sendiri. Hebat bukan?
Apakah saham sama seperti
obligasi? Tentu tidak. Obligasi merupakan pernyataan utang dari penerbit kepada
pemegang obligasi berikut dengan janji untuk membayar kembali pokok utang
beserta kupon bunganya kelak jika sudah tanggal jatuh tempo.
Perbedaan antara saham dan
obligasi terletak pada pembayaran laba yang didapat oleh pemegang saham dan
obligasi. Pembayaran laba untuk pemegang saham bersifat fluktuatif (volatile), dapat naik dan turun
secara tiba-tiba, bergantung dengan kondisi pasar global.
Khusus untuk saham, sifatnya yang fluktuatif sangat bergantung pada performa keuangan perusahaan yang sahamnya
kita pegang. Contohnya, bila perusahaan mendapat laba besar, maka keuntungan
saham yang kita dapat juga besar. Namun bila perusahaan mengalami rugi, maka
harga saham kita juga ikut jatuh. Begitu seterusnya.
Uniknya, harga saham yang berfluktuatif dan mengandung risiko tersebut justru malah tidak mengubah pendirian banyak orang
untuk terjun bertransaksi di pasar saham. Hal ini tidak aneh, mengingat tingkat keuntungan yang menggiurkan, yang bisa didapat oleh para investor.
Dengan membeli saham, maka
kita bisa mendapatkan dua jenis keuntungan, yaitu:
1. Dividen
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan
banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan
kas yang tersedia bagi perusahaan. Itu karena distribusi laba kepada pemilik saham
adalah tujuan utama dari bisnis.
2. Keuntungan modal (capital gain)
Definisi Keuntungan Modal adalah perbedaan posisi ketika harga beli saham lebih rendah dari harga jual saham.
Selain keuntungan, saham
juga merupakan salah satu jenis investasi yang memiliki faktor risiko yang
cukup besar, di antaranya :
1. Kerugian modal (capital loss)
Definisi dari Kerugian Modal adalah kebalikan dari keuntungan modal, yaitu ketika harga beli saham lebih tinggi dari
harga jual.
2. Risiko likuidasi
Nah, ini
dia risiko paling berat yang harus dimilliki para pemegang saham. Yaitu ketika
perusahaan yang kita miliki sahamnya dinyatakan bangkrut oleh pengadilan,
sehingga harus dilikuidasi. Jika perusahaan itu masih memiliki sisa penjualan
kekayaan, maka hasil penjualan itulah yang bisa dibagikan kepada para pemilik
saham
Ingat, pada dasarnya
prinsip investasi adalah “high risk high
return, low risk low return”. Karena itulah, bila ingin menjadi investor
saham, maka Anda mutlak harus memiliki kemampuan menganalisa pasar yang baik.
Yaitu harus tahu kapan membeli dan kapan menjual yang merupakan fase inti dari
investasi saham. Hal ini bisa didapat dengan belajar di lembaga yang menawarkan
pendidikan transaksi saham.
Lalu bagaimana caranya
jika ingin berinvestasi saham? Kini, tiap perusahaan sekuritas berlomba-lomba
menawarkan fasilitas dan cara yang mudah bagi calon nasabah yang ingin
berinvestasi saham. Persyaratan tidak sulit dengan hanya mengirimkan data
pribadi yang disertai dengan dana deposit diawal yang hanya sebesar Rp 5 juta.
Dan investor pun langsung diberikan ID dan kata kunci akun (password) sehingga bisa berinvestasi secara online.
Bagaimana? Tertarik
berinvestasi saham?